Selasa, 25 Oktober 2011

KONFLIK INDONESIA BELANDA Dan perjuangan bersenjata Mempertahankan kemerdekaan

KONFLIK INDONESIA BELANDA Dan perjuangan bersenjata Mempertahankan kemerdekaan

25 Oktober 2011
1.1 Latar Belakang Konflik Indonesia – Belanda
Menyerahnya Jepang kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 membawa hikmah yang sangat besar kepada perkembangan bangsa Indonesia sebagai sebuah Negara yanag berdaulat. “Vacuum of Power”, yaitu kekosongan kekuasaan yang terjadi di Indonesia dapat dimanfaatkan oleh para “Founding fathers” untuk memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan dilanjutkan dengan upaya melengkapi kelengkapan Negara melalui sidang PPKI tanggal 18, 19 dan 22 Agustus 1945. Maka lengkap dan sah lah Indonesia sebagai sebuah Negara berdaulat dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berbagai peristiwa telah terjadi di Indonesia setelah Soekarno Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI. Di daerah daerah muncul berbagai peristiwa spontan dan heorik sebagai bentuk dukungan terhadap proklamasi, seperti :
1) Surat Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX (5 September 1945)
Berisi tentang pernyataan resmi Sri Sultan Hamengku Buwono IX, bahwa Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat menyatakan diri bergabung dengan RI sebagai daerah Istimewa.
“(Catatan Penting : bahwa Keraton Yogyakarta tidak pernah dijajah oleh Hindia Belanda, sehingga ketika Indonesia merdeka Yogyakarta adalah Negara/kerajaan mandiri. Karena menurut perjanjian internasional tahun 1896 wilayah Indonesia adalah Bekas Hindia Belanda)”.
Dengan pernyataan ini secara resmi Yogyakarta menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republic Indonesia.
2) Rapat Raksasa di Lap. Ikada (19 September 1945)
3) Insiden Bendera di Hotel Yamato (19 September 1945)
4) Pertempuran lima hari di Semarang
5) Dsb (materi ini dibahas di kelas 8)
Sebagai pemenang Perang Dunia II, tetap berusaha untuk masuk ke Indonesia. Pasukan Sekutu yang diwakili oleh AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies = Pasukan Sekutu dari Divisi Inggris) mendarat di Tanjung Priok pada tanggal 29 September 1945 dibawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christisson. Kedatangan pasukan AFNEI ini pada awalnya disambut dengan hangat oleh pemerintah RI, karena mereka mengemban tugas untuk :
1. melucuti sejata pasukan Jepang dan memulangkan tentara Jepang ke negaranya
2. membebaskan tawanan perang
3. mengadili dan menjatuhkan hukuman kepada para penjahat aperang
Di Indonesia pasukan AFNEI dibagi dalam 3 divisi, yaitu :
1) Divisi India ke 23 ditempatkan di Jawa Barat, dipimpin oleh Mayjend. DC. Hawthorn
2) Divisi India ke 5 di tempatkan di Jawa Timur, dipimpin oleh Mayjend EC Mansergh
3) Divisi India ke 26 ditempatkan di Sumatera, dipimpin oleh Mayjend HM Chambers
Situasi berubah menjadi kecurigaan setelah bangsa Indonesia mengetahui bahwa kedatangan pasukan AFNEI diboncengi oleh NICA (Nederlands Indische Civil Administratie) dibawah komando Mayjend HJ Van Mook dan Mayjend Van der Plass. Kedatangan NICA ini menimbulkan kecurigaan bahwa Belanda akan mengambil kembali kekuasaannya di Indonesia. Kecurigaan tersebut semakin tampak setelah NICA mempersenjatai kembali KNIL (Pasukan Belanda di Indonesia) yang telah dibebaskan dari tawanan Jepang. Pasukan NICA mulai memancing perselisihan di berbagai daerah dengan tindakan yang provokatif, sehingga menimbulkan insiden-insiden pertempuran dengan para pejuang RI. Contoh konkrit tindakan provokatif NICA adalah : Insiden Bendera di Hotel Yamato Surabaya pada tanggal 19 September 1945.


1.2
Dua peristiwa yang terjadi secara bersamaan pada tanggal 19 September 1945 :
1. Sebelah kiri : insiden bendera di Hotel Yamato Surabaya
2. Sebelah kanan : suasana rapat raksasa (Komite Van Aksi) di lap. Ikada Jakarta


1.2 Perjuangan Rakyat dan Pemerintah di Berbagai Daerah Dalam Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indoneisa
  1. Peristiwa Heroik di Surabaya (10 Nopember 1945)
Pasukan Sekutu mulai memasuki kota Surabaya pada tanggal 20 Oktober 1945 dibawah pimpinan Mayor Jenderal AWS Mallaby. Mereka langsung menyerbu penjara republic untuk membebaskan tenatara sekutu dari tawanan para pejuang RI. Tindakan profokatif ini memancing insiden-insiden kecil, dan mencapai puncaknya dengan tewasnya Mallaby dalam insiden pertempuran di Jembatan Merah. Peristiwa ini dijadikan alasan oleh sekutu untuk mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya “ …………..para pemimpin dan orang orang Indoneisa yang bersenjata harus melapor dan menyerahkan senjatanya ditempat-tempat yang telah ditentukan. Selanjutnya, menyerahkan diri dengan mengangkat tangan keaatas, dengan batas waktu tanggal 10 Nopember 1945 jam 06.00 pagi. Bila tidak, Saurabaya akan digempur dari darat, laut dan udara….”
Ultimatum in tidak dihiraukan oleh para pejuang Surabaya. Bung Tomo, dengan pidatonya yang berkobar-kobar dari RRI Stasiun Surabaya membakar semanagat juang rakyat Surabaya menentang kembalinya Sekutu dan Belanda.
Maka pada tanggal 10 Nopember 1945 terbuktilah ancaman dari Sekutu untuk mebombardir Saurabaya dari darat, laut dan udara. Pertempuran yang tidak seimbangpun terjadi. Sekutu dengan peralatan dan mesin tempur yang canggih, sedangkan para pejuang RI dengan senjata seadanya hasil rampasan dari Jepang.
“Sang Orator Bung Tomo” ; pembakar semangat juang dan pemimpin pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Beliau gugur dalam peristiwa yang sangat dahsyat itu. (Para veteran Sekutu mengatakan bahwa peristiwa 10 Nop. 1945 di Surabaya sebagai Inferno / neraka, yang kedahsyatan perangnya lebih mengerikan dibandingkan perang dunia II)
Sumber : 30 Th. Indonesia Merdeka
Pasukan BKR dari berbagai daerah di Indonesia berdatangan masuk ke Surabaya untuk bertempur bersama-sama rakyat Surabaya melawan Sekutu. Pertempuran baru berakhir tanggal 14 Desember 1945.

  1. Palagan Ambarawa (12 – 15 Desember 1945)
Peristiwa ini bermula dari kedatnagan tentara Sekutu dibawah pimpinan Brigjend. Bethel di Semarang. Tujuan semula poasukan ini adalah mengurus tawanan perang Jepang. Namun NICA kemudian mempersenjatai para bekas tawanan ini untuk membuat kekacauan di Kota Magelang dan Ambarawa. Pertempuran sudah dimulai sejak 20 Nopember 1945. Pertempuran mencapai puncaknya pada tanggal 12 – 15 Desember 1945 dibawah komando kolonel Sudirman. Dengan strategi peperangan yang brillian dari Kolonel Sudirman, pasukan BKR berhasil memukul mundur pasukan Sekutu dari Semarang. Karena jasanya inilah Kolonel Sudirman kemudian diangkat sebagai Panglima TKR (menggantikan Syudancho Supriyadi yang tidak pernah muncul) dengan pangkat baru Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Peristiwa ini diperingati sebagai hari infanteri setiap tanggal 15 Desember.

  1. Bandung lautan Api (24 Maret 1946)
Peristiwa ini bermula dari tindakan Sekutu yang memerintahkan para pejuang RI di Bandung untuk menyerahkan senjata rampasan dari Jepang. Pertempuran pun pecah, dan mengakibatkan Kota Bandung terbagi menjadi dua dengan batas demarkasi jalan/rel kereta api yang membelah kota Bandung. Bandung Utara berhasil dikuasai Sekutu, sedangkan Bandung Selatan dikuasai TKR.
Berdasarkan Saurat Perintah Perdana Menteri Amir Syarifudin pada tanggal 20 Nopember 1945, antara pasukan Sekutu dan TKR harus mengadakan genjatan senjata /menghentikan tembak menembak.
Pada tanggal 23 Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum kepada para pejuang RI untuk mengosongkan kota Bandung . Akibatnya pertempuran pun kembali menghebat. Pada saat itu datang dua buah surat perintah yang isinya membingungkan, yaitu :
1) Dari perdana Menteri Amir Syarifudin
Bahwa para pejuang / pasukan RI harus mundur dari kota Bandung sesuai dengan perjanjian antara pemerintah RI dengan Sekutu yanag saat itu sedang berlangsung di Jakarta.
2) Dari Panglima TKR (Jenderal Sudirman)
Bahwa para pejuang/pasukan RI harus mempertahankan Kota bandung sampai titik darah penghabisan.
Menghadapi dua perintah yang berbeda ini, akhirnya pada tanggal 24 Maret 1946 pasukan RI mengambil sikap untuk mundur dari kota Bandung dengan cara membumi hanguskan kota Bandung, supaya semua fasilitas yang ada tidak dapat dipergunakan oleh Sekutu. Maka terjadilah apa yang disebut dengan Bandung Lautan Api.

  1. Medan Area (10 Dember 1945)
Pasukan Sekutu memasuki Kota Medan dibawah pimpin Brigadir Jenderal Ted Kelly, didahului oleh pasukan komando pimpinan Kapten Westerling
Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya :
1) melarang rakyat membawa senjata
2) semua senjata harus diserahkan kepada pasukan Sekutu
Karena ultimatumnya tidak dihiraukan oleh rakyat Medan, Pasukan Sekutu mengerahkan kekuatannya untuk menggempur kota Medan dan sekitarnya. Serangan Sekutu ini dihadapi dengan gagah berani oleh pejuang RI dibawah koordinasi kolonel Ahmad Tahir
  1. Puputan Margarana di Bali (18 Desember 1946)
Dalam bahasa bali, Puputan berarti perang sampai titik darah penghabisan. Peristiwa inilah yang terjadi di desa Margarana, Tabanan Bali pada tanggal 18 Desember 1946. Pasukan Ciung Wanara pimpinan Kolonel I Gusti Ngurah Rai dengan semangat puputan menyerbu tangsi / markas NICA di Tabanan untuk menggagalkan pembentukan Negara Indonesia Timur dalam Konferensi Denpasar yang saat itu sedang berlangsung. I Gusti Ngurah Rai dan seluruh anggota pasukannya gugur dalam pertempuran tersebut.

  1. Peristiwa 11 Nopember 1946 di Sulawesi Selatan
Pada saat Belanda (Mayjend Van Mook) sedang mengadakan Konferensi Denpasar dalam rangka pembentukan negara Indonesia Timur dan negara-negara boneka lainnya, pada tanggal 11 Desember 1946 Belanda mengumumkan bahwa Sulawesi berada dalam status darurat perang dan hukum militer (akibat dari penolakan rakyat terhadap rencana (pembentukan Negara Indonesia Timur). Rakyat Sulawesi Selatan yang diangap menolak atau tidak setuju/menentang rencana tersebut dibantai habis oleh pasukan Belanda pimpinan Raymond Westerling yang mengakibatkan lebih dari 40.000 jiwa rakyat Sulawesi meninggal.
Robert Wolter Monginsidi dan Andi Matalatta yang memimpin pasukan untuk melawan kebiadaban Belanda akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Selasa, 04 Oktober 2011

Laporan LPJ OSIS SEKBID 8 MAN SUBANG 2010 - 2011 (endang Ruchyat)

KATA PENGANTAR


Bissmilah Alhamdulilah fuji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah kami selaku pengurus OSIS Sekbid 8 MAN Subang periode 2010 - 2011 telah dapat menyelesaikan Laporan Pertanggung Jawaban walaupun dalam laporan tersebut masih jauh dari kesempurnaan.

Harapan kami semoga dalam laporan pertanggung jawaban ini dapat menyajikan apa yang telah kami rencanakan dan dilaksanakan setelah direalisasikan secara nyata tentang program-program kami serta mampu memberikan gambaran yang subyektif mungkin, laporan pertanggung jawaban sekbid 8 OSIS MAN Subang periode 8 sehingga para peserta baru bisa menilai secara arif dan bijaksana tentang buku dan laporan pertanggung jawaban ini.

Kami mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah membantu dan mau bekerjasama serta terlibat dalam mensukseskan serta mengelola program-program sekbid 8 OSIS MAN Subang periode 2010 - 2011 semoga segala darma bakti yang telah disumbangkan bagi kelancaran roda perjalanan kepengurusan kami mendapatkan pahala dari Allah SWT, Amin.

Akhirnya kami atas nama pengurus sekbid 8 OSIS periode 2010 - 2011 dengan segala kerendahan hati mohon pamit serta maaf yang setulus-tulusnya atas kekurangan, kesalahan, kekhilafan, kebodohan, serta kecerobohan selama kami menjabat sebagai pengurus OSIS MAN Subang periode 2010 - 2011



Subang, 05 Oktober 2011

Sekbid 8

DAFTAR ISI

HAL

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

I. PENDAHULUAN......................................................................................

II.SUSUNAN PENGURUS...........................................................................

III. DAFTAR ANGGOTA................................................................................................

IV. GARIS BESAR PROGRAM KERJA (GBPK)...................................................................

V.REALISASI GBPK...................................................................................

VI.

KEUANGAN..............................................................................................

VII.

VIII.

IX. IVENTARIS BARANG...........................................................................

X. HAMBATAN DAN SARAN....................................................................

XI. PENUTUP................................................................................................

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN SEKBID 8

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH MASA BHAKTI 2010 - 2011

I. PENDAHULUAN

Salah satu tujuan dari OSIS adalah menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, sanggup bertanggung jawab, mampu membina dan membangun generasi penerus selanjutnya. Sekbid 8 OSIS MAN Subang merupakan wadah untuk mengembangkan kreativitas, minat dan bakat peserta didik di dalam ( RESEPSI DAN APRESIASI SENI )

Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi intra maupun ekstra di MAN Subang selama satu periode harus dipertanggungjawabkan melalui laporan pertanggungjawaban OSIS kepada lembaga Intra tertinggi yaitu Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK). Hal ini dimaksudkan agar setiap kegiatan dapat dievaluasi segala kelebihan dan kekurangannya agar menjadi cerminan untuk melaksanakan kegiatan dengan lebih baik lagi.

II. SUSUNAN PENGURUS




















Koord Marawis


Koord Padus


Koord Band
Koord Qosidah
Koord Nasyid





Dhemira M

Fathar A N
Fathar A N

Devi F


Dony ikbal



Kamis, 28 April 2011

Drama Bahasa Indonesia 8 Orang kelas XI IPS 1 MAN SUBANG

(Sebuah Kenyataan Hidup)

Adegan 1

Suatu daerah dikisahkan satu keluarga yang terhormat dan terpandang, ayah dari satu orang anak itu adalah seorang pengusaha yang sangat sukses. Dia mempunyai sifat sombong dan angkuh berbeda dengan ibu dan anaknya yang mempunyai sifat ramah dan bijaksana.

Pada suatu hari keluarga Bapak Chandra mendapat suatu masalah sehingga perusahaannya bangkrut total dan rumah mereka di sita sehingga Pak Chandra dan

keluarganya dengan berat hati harus angkat kaki dari rumahnya.

Adelia : “apa?? Rumah kita disita pak ???

Adel ga ridho pa.. ma… adel ga mau jadi gelandangan…

Gimana denga sekolah adel, pa… ma…?

Adel ga mau pa… ma… adel ga mau…

Pak Chandra : diam kamu!!! (pak Chandra membentak)

Emang papah mau kita jadi gelandangan ..?

Papah juga ga mau del …

Lebih baik sekarang kita pikirin gimana caranya kita bisa seperti dulu lagi …

Bu Chandra : kamu yang sabar ya na…

Papah sama mamah juga ga mau itu semua terjadi sama kita … tapi apa daya semua ini telah terjadi, kita ga bisa apa-apa.

Bu Chandra memeluk adel sambil menangis, mungkin berita itu sangat tragis buat Adel akrena semua fasilitas untuk Ael sekolah sudah hangus. Semuanya habis tersita. Dengan berat hati mereka meninggalkan rumah mewah yang dulu ditempati mereka dan pergi mencari rumah kontrakan yang sangat sederhana dan murah. Dan akhirnya mereka menemukan kontrakannya, tapi Adel masih menangis karena tidak bisa menerima kenyataan yang ada.

Pak Chandra : (Sambil melihat-lihat kontrakan barunya) akhirnya kita dapat juga kontrakannya mah.

Bu Chandra : ia pak … mamah seneng banget, kita bisa mulai hidup baru lagi dirumah ini… (ucap bu Chandra sambil tersenyum bahagia kepada Pak Chandra, tiba-tiba adel berkata sambil membentak kepada orang tuanya)

Adelia : Apa??? Kita mulai hidup baru disini, di rumah ini, rumah ini ga pantes mah buat kita… rumah ini jelek, kecil mana pelosok lagi jauh dari mall, jaru dari keramaian kota, pokoknya adel ga mau tinggal disini… (adel berkata sambil menangis berlari keluar rumah)

Bu Chandra : Adel… jangan pergi nak… mamah tau kamu ga mau tinggal disini tapi mesti gimana lagi… itu mungkin sudfah takdir hidup kita … (ucap bu Chandra sambil berlari keluar rumah menyusul Adel)

Adelia : Adel ga mau ma… (ucap adel lirih)

Bu Chandra : Sabar ya na…

Mereka masuk ke dalam rumah, hari sudah mulai malam adel diam di kamar, dia ga mau menemui kedua orang tuanya.

Pak Chandra : mah… papah berangkat yah.. paph mau cari kerja lagi.

Bu Chandra : ia … hati pak …

Mereka berdua keluar rumah, sementara adel masih tidur di kamar barunya

Bu Chandra : del… bangun sayang udah pagi … kamu harus sekolah na…

Adelia : ada apa sih mah…? Pokoknya adel ga mau sekolah tanpa mobil … apa kaa anak-anak nanti mah… adel ga mau mah … pokoknya ga mau ….

Bu Chandra : Adel … kamu ga boleh gitu na… mobil tuh bukan segalanya, yang penting sekaranga kamu punya semangat buat sekoalh” (bu Chandra menjelaskan dengan lemah lembut)

Adelia : kenapa sih mamah ga pernah bela adel??? Seakan-akan adel selalu salah di mata mamah… masa sih adel harus jalan kaki ? adel ga mau mah…

Zaman udah modern … ga zaman mah kalo masih jalan kaki … apa lagi kalao harus naik angkutan umum … udah panas… bau lagii.. males !!

Bu Chandra : (Sedikit membentak Adel)

Kamu kenapa sih selalu gaya yang kamu andalkan … kamu ga nyadar sekarang keluarga kita dalam keadaan gimana ??? keluarga kita sekarang lagi terkena musibah.. kita sekarang sudah ga punya apa-apa lagi … kamu harus sadar itu … masih banyak …

Adelia : (memotong pembicaraan ibunya)

Udah diam !!! (adel membentak ibunya denga keras)

Ade ga mau dengerin semua penjelasan mamah adel cape mah … (adel berjalan keluar rumah)

Bu Chandra : mau kemana kamu …? (Bu Chandra menyusul adel keluar kamar)

Adelia : Sekolah… itu kan yang mama mau ?

(dengan suara datar adelia menjelaskan kepada ibunya)

Bu Chandra : Sarapan dulu del … entar kamu sakit ….

Adelia : Bodo …!! Mau sakit mau engga bukan urursan mamah… udah minggir telat nih ….

(adelia mendorong ibunya yang berdiri didepannya, dan bu Chandra hampir terjatuh)

Bu Chandra : (sambil menggelengkan kepala)

Astagfirullah hal adziiim…

Bu Chandra ga nyaka kalau ternyata sikap adel masih sama seperti dulu, bu Chandra piker setelah kejadian ini menimpa keluarganya sikap adel akan berubah tapi ternyata Bu Chandra salah, sikap adel masih sama seperti dulu.

Adegan 2

SMA Pekerti Luhur 08.00

Adelia tergesa-gesa masuk ke kelasnya karena adelia tau dia udah terlambat satu jam yang lalum sambil ngos-ngosan adelia terus berlari menuju kelasnya.

Setibanya di depan pintu kelas

Adelia : Tok… tok …. Tok …. (adelia mengetuk pintu)

Permisi pa… maaf saya terlambat (adelia berusaha member penejlasan kepada guru yang sedang mengajar)

Pa Guru : kamu tau sekarang jam berapa (pak guru membentak adelia sambil matanya melotot)

Adelia : tau pa (adelia menunduk karena takut dimarahi pa guru)

Pa Guru : Kamu udah telat satu jam, jadi udah diluar saja (pa guru meninggalkan adelia dan menutup pintunya)

Adelia : Tapi pa … (adelia berusaha mendorong pintu)

Pa Guru : ga ada tapi-tapian… keluar kamu !!!

Adelia berjalan keluar kelas, dia sudah pasrah

Adelia : Sialan !!! (gerutu adelia, dia diam di depan kelas menunggu pelajaran selesai)

Reki : Kok… lo diluar del… kenapa kesiangan lo …? (sapa reki)

Adelia : diam lo ….!!!

Reki : Kok lo marah sih … lo ada masalah ….?

Cerita donk sama gue …

Adelia : ga … gue ga apa-apa …

Reki : trus kenapa lo kesiangan.. lo bawa mobil kan ….?

(Reki duduk disamping adelia)

Adelia : mmmm (gugup)

mmm… mmmmm anu mobil gue tadi mogok di jalan…. Makanya gue kesiangan…

(Adel berusaha menenangkan diri karena dia takut kebohongannya terbongkar)

Reki : oh… terus lo ke sini nak apa

Adelia : Jalan kaki ….

Reki : hah jalan kaki … ?

Yang bener lo …. (sedikit kaget)

Adelia : huh… mmm ia gue jalan kaki kesini …

Reki : oh … kenapa lo gugup gitu …?

Biasa aja lagi ….

Adelia hanya tersenyum sambil berusaha menenangkan diri tidak lama kemudia bel istirahat berbunyi …

Adelia : eh ki gue diluan yah ….

(adelia berlari meninggalkan reki)

Reki : Kemana lo ….

(Sedikit berteriak)

Adelia tak menjawwab… sedikit berlari adelia menghampiri tia

Adelia : tia tunggu … !!! (teriak adelia)

Tia : lo kesiangan ?? kenapa ??? (tia berhenti)

Adelia : mobil gue mogok tadi dijalan

Tia : trus sekarang mobil lo dimana ..???

Adelia : hah… mmm itu dibengkel… mobil gue di bengkel … (adelia gugup)

Tia : kenapa lo gugup gitu ….? Lo bohong sama gue yah … ?

Adelia : engga … bohong apa … mana mungkin gue bohong sama lo …

Tia : oh, ya udah …. Ke kantin gue laper … “

Adelia : (adelia bingung karena dia bawa uang pas-pasan … dia lupa dompetnya ga di bawa)

Ga akh…. Dompet gue ketinggalan…

Tia : tenang gue yang traktir

Adelia : mm… oke deh ….

Mereka berjalan menuju kantin tiba-tiba ditengah perjalanan ada seorang cewe menabraknya

Adeli : ouch… sakit tau …

Ratih : maaf del ga sengaja

Adelia : oh … elo … lo tuh punya mata ga sih… kalo jalan liat-liat donk ….

Ratih : maaf del maaf …

Tia : maaf-maaf sana minggir (Tia mendorong ratih sampai terjatuh)

Rasain lo … (gerutu tia)

Ratih hanya terdiam melihat sikap angkuh adelia dan tia. Ratih melanjutkan perjalannya ke perpustakaan untuk baca buku, ditengah perjalan bertemu aldo dan reki

Aldo dan Reki : halo miskin … (sapaanya pada ratih)

Ratih hanya diam mendengar kata-kata miskin keluar dari mulut aldo. Ratih melanjutkan perjalannya tapi aldo menarik ratih.

Aldo : eits… mau kemana lo … ? (sambil menarik tangan ratih)

Ratih : lepasin tangan gue …

Reki : eits… santai donk… buru-buru amat sih .. mau keman ?

Ratih : bukan urusan kalian

Aldo : wuih … marah …

(Sambil mata mendelik kearah reki)

Reki : berani lo marah sama gue hah ???

(sambil mengangkat dagu ratih)

Pergi lo …

(Reki membentak ratih sementara Aldo tersenyum picik)

Ratih hanya bia melihat perlakuan reki, aldo, adelian dan tia kepadanya karena ratih tau mereka emang anak dari keluarga terhormat sedangkan ratih dia hanya anak keluarga sederhana.

Bel pulang pun berbunyi siswa/siswi pekerti luhur pun berhamburan keluar kelas

Tia : del lo mau pulang bareng kita-kita ga ?

Adelian : mmm… ga… ga… usah gue pulang sendiri aja…

Aldo : ko… lo aneh gitu sih del… ga mau pulang bareng kita.

Reki : ia del… lo kenapa ?

Adelia : Ga apa-apa gue pengen pulang sendiri aja …

Tia : kenapa sih kok hari ini lo aneh banget … lo ada masalah …

Adelia : huh… ga kok, gue duluan yah … (adelia berjalan meninggalkan teman-temannya)

Reki : del tunggu ! (reki berteriak memanggil adel, tapi adel ga menoleh sama sekali, adel terus berjalan meninggalkan teman-temannya)

Aldo : hari ini adel kok aneh ? kenapa ya ?

Tia : lah gue juga ga tau, tadi juga kesiangan ga diberi masuk sama pa guru.

Reki : oh… pantesan tadi dia ada diluar …

Tia : kok lo tau …

Reki : tadi gue liat dia di luar, ya udah kita langsung ngobrol tapi anehnya pas gue tanyai mobilnya dia langsung gugup

Aldo : Aneh ….

Tia : udah lah… pulang yu udah sore ni…

Mereka berjalan menuju mobil reki dan langsung pergi .

Adegan 3

Ke esokan harinya di sekolah

Anak-anak : eh eh… ada hp baru lo …

Adelia : ia gitu ???

Tia : ia… masa lo ga tau sih del… biasanya kan lo yang paling pertama punya…

Adelia hanya terdiam

Tia : Kenapa loa diam del ?

Adelia : hah…. Ga apa-apa…

Tia : ….

Adelia hanya tersenyum, bel pulang berbunyi….

Adelia pulang sendirian dan setibanya di rumah

Adelia : (membanting pintu ) mah….!!! (sambil teriak)

Bu Chandra : ada apa sih del… jangan berisik kamu tau kan papah lagi sakit

Adeli : Bodo !!!

Pokoknya adel pengen HP baru, anak-anak di kelas udah pada punya masa adel engga sih mah… kan malu …

Bu Chandra : Adel uang tabungan mamah udah habis di pake berobat papah

Adelia : kenapa sih selalu papah yang mamah pikirin… mamah sadar ga sih… kita miskin gara-gara papah… gara-gara keteledoran papah …

Bu Chandra : adel..!!! jaga omongan kamu !!!

Pa Chandra : ada apa sih mah …. (sambil berusaha bangun keluar dari kamar)

Bu Chandra : gak ada apa-apa kop ah … papah istirahat aja

Adelia : gak ada apa-apa gimana, jelas-jelas ada apa-apanya (sambil mendelik ke arah ibunya)

Pa Chandra : ada apa sih mah ?

Adelia : ah… papah, jangan pura-pura bego deh ,,,, ini semua tuh gara-gara papah, kita miskin, gara-gara papah, gara-gara keteledoran papah… papah nya ga mau disalahin…

Bu Chandra : Adelia !!!

Pa Chandra : (Plak…. Pa Chandra menampar Adelia)

Jaga omongan kamu !!!! papah kerja keras demi kamu… papah sakit-sakit gini gara-gara kamu, dasar anak durhaka..!!! anak gak tau di untung!!!! Pergi kamu …!!!

Adelia : Papah mengusir adel ?!!!

Ok pap, adel akan pergi … dengan senang hati … !!! makasih atas tamparannya…!!!

Bu Chandra : Adel … !!! (bereteriak)

Kamu jangan pergi na’ papah hanya emosi… mamang ngerti perasaan kamu

Adelia : minggir lo… (bentak adel pada ibunya)

Tau apa lo tentang perasaan gue … lo tuh sama kaya kakek tua yang bisanya hanya nyusahin orang tua (telunjuk adel menunjuk pada papahnya)… sama jahatnya ga pernah bisa ngertiin perasaan anak sendiri…!!!

Bu Chandra : (plak !!!)

Jaga omongan kamu !!!!

Sementara itu pa Chandra meringis kesakitan karena penyakit jantungnya kambuh lagi)

Bu Chandra : papah … !!! (teriak bu Chandra menghamporo pa Chandra)

Pah …. Papah sabar ya … sekarang juga kita ke rumah sakit…

(sambil panic)

Adelia : Dasar bapak tua …. Bisanya Cuma nyusahiin orang aja … kalau mau mati , mati aja sekalian jangan pake sakit-sakian segala ….

Pa Chandra : diam kamu adel !!! (sambil memegang dadanya

Adelia : alah udahlah … orang sakit, sakit aja jangan ngurusin hidup gue… ururs tuh jantung lo …

Pa Chandra : mah …. (suaranya terputus-putus)

Maafin papah selama ini papah banyak salah sama mamah (sambil memegang dadanya karenan kesakitan)

Mungkin sekarang udah saatnya papah pergi ninggalin mamah ….

Bu Chandra : gak pah … (sambil menangis)

Papah gak boleh ninggalin mamah (sementara itu pa Chandra sudah gak bernafas lagi)

Pah…, bangun pah …..

Adelia : udah lah mah …. Orang udah mati juga … gak usah di tangisin segala lagi …

Bu Chandra : del ini papah kamu na… orang uang selama ini rela kerja keras demi kamu, demi hidup kamu …

Kamu gak sadar siapa yang selama ini membiayai hidup kamu ? (ucap bu Chandra lirih)

Adelia : udahkah mah basi ….

(sanbil tersenyum sinis)

Pemakaman pa Chandra pun telah usai… bu Chandra hanya bisa menangisinya, di gak berdaya … sementara adelia dia cuek-cuek aja seolah-olah tidak terjadi apa-apa pada keluarganya.

Adegan 4

Keesokan harinya disekolah adelia di panggil keruang TU (tata usaha)

Pak Guru : (menghampiri kelas adelia)

Adelian …!!!

Adelia : ia pak ada apa?

Pak Guru : ikut bapak ke ruang TU

Adelia : oh ia pah …

(adelia mengikuti langkah pak guru)

Tia : kenapa lo del ?

Adelia : gak tau ….

(adelia terus berjala mengikuti gurunya)

Setibanya di ruang TU

Pak guru : ini … !!!

(pak guru menyodorkan sebuah surat)

Adelia : suarat apa in pak … ?

(Tanya adelia sedikit heran)

Pak Guru : sudah 3 bulan kamu gak bayar DSP bulanan

Adelia bengong, sementara itu di luar tidak sengaja ratih mendengar percakapan pak guru dan adelia

Ratih : masa sich orang sekaya adel belum bayar DSP bulanan, udah nunggak 3 bulan lagi ..? heran …

Tia : apa … adel nunggak bulanan selama 3 bulan?

Yang benar aja lo> (tia juga kaget mendengar semua itu)

Ratih : eh tia … maaf aku gak sengaja dengar percakapan adel dengan pak guru, permisi aku duluan…

Tia : eh bentar- bentar

(tia menghentikan langkah ratih)

Ratih : ada apa ?

Tia : lo dari tadi di sini ?

Ratih : enggak baru aja …

Tiba-tiba reki dan aldo datang

Aldo : hei (aldo menepuk pundak tia0

Tia : suuuuuut … ngagetin gue aja…

Reki : ngapain lo disini … ?

Tia : jangan banyak tanya diem deh lo ….

Di dalam ruangan

Pa guru : besok semuanya harus sudah kamu lunasi …

Adelia : tapi pak … saya dapat uang dari mana .. ?

Pak Guru : bukannya kamu orang kaya …?

(tanyak pak guru heran)

Adelia : (adelia hanya terdiam mendengar kata-kata itu)

Sementara itu di luar ruangan

Aldo : seperti suara adel …

Tia : la … makanya gue disini dari tadi …

Reki : emang ada apa dengan adel..?

Tia : gue gak tau dari pertamanya … ratih yang lebigh tahu (sambil menunjuk ratih)

Reki : kenapa dengan adel, tih …?

Ratih : aku juga gak tau pasti sih … tadi aku lewat sini… aku gak sengaja mendengar percakapan adeli sama pak guru

Reki : terus apa yang terjadi sama adelia …? (potong reki)

Tia : sabar dikit dong napa sih ….

Lanjutin …

Pinta tia sama ratih

Ratih : adelia belum bayar DSP bulanan selama 3 bulan …

Aldo : kok aneh …???

Ratih : aku juga tadi dengar sedikit gak percaya… karena adelia kan orang kaya

Tia : gue juga gak ngerti … udah beberapoa bulan ini adelia sikapnya aneh … dan anehnya lagi tadi pagi mamahnya ke rumah gue … dia minta pekerjaan sama mamah gue … aneh banget kan …?

Reki : ko minta pekerjaan sama nyokap lo?

Tia : mana guetau …

Tiba-tiba adelia keluar …]

Adelia : lo semua ngapain di sini …?

(adelia kaget)

Tia : (dengan pandangan aneh )

Suart apa itu del ? (sambil mengambil surat dari tangan adelia)

Adelia : balikin (sambil berusaha merebut surat itu)

Tia : santai dong del … emang ini surat apa?

Adelia bengong tak tau harus ngomong apa… sementara itu Tia membuka suratnya

Tia : gue ga nyangka del…. Ternyata selama ini lo boongin kita-kita

Adelia : terus kenapa… kalo gue bbongin kalian, kenpa ?

(sentakl adelia)

Semua hanya terdiam

Adelia : ok … sekarang gue jujur sama kalian semua … sekarang gue bukan orang kaya lagi … gue sekarang miskin… miskin banget… sampai-samapi buat DSP bulanan pun gue gak punya … puas lo semua … dan satu lagi … lo semua pasti gak mau kan punya teman miskin kaya gue … ia kan ??!!!

Semua hnaya terdiam kecuali adelia

Adelia : Jawab ….!!!!

Tia : kalo ia emang kenapa??? Puas lo !!!

Adelia : gue gak nyangka lo bakalan ngomong kaya gitu sama gue, gue kira lo sahabat terbaik yang gue punya tapi ternyata selama ini gue salah nilai lo

Reki : terus kenapa lo gak bilang dari dulu sama kita-kita >

Aldo : lo malu ..?

Tia : Jawab lo …!!!

Ratih : tia sabar dong … (saambil mencoba menenangkang suasana)

Tia : lo tau kan del gue paling gak suka di bohongin …!!

Adelia : ok … sekarang gue jujur sama lo semua…. Bener apa yang dikatakan aldo… gue malu… gue malu sama kalian semia… kalian semua kaya… sedangkan gue… sekarang gue miskin… sekarang gue tinggal dikontrakan kumuh … gue gak punya apa-apa… buat makan aja Cuma pas-pasan ….

Ratih : adel… mereka semua tuh sahabat kamu… kamu dalam keadaan apapun mereka pasti bisa menerima kamu …

Tai : siapa bilang (memotong penjelasan ratih)

Lo tau kan gue paling gak suka di bohongin… jadi gue gak mau berteman sama pembohong kaya kamu ..??

Ratih : tapi kan adelia udah jujur semuanya sama kamu ..?

Tia : alaaaah…. Diem lo …. Tau apa lo tentang adelia… minggir (tia, aldo dan reki meninggalkkan ratih dan adelia)

Ratih : sabar ya dl…

Adelia hanya tersenyum, senyum peduh….

Adegan 5

Setibanya dirumah … adelia berjalan dengan lesu

Bu Chandra : kamu kenapa na sakit ?

(dengan panic bu chandra bertanya kepada adelia tapi adelia hanya terdiam)

Kenapa na’ saki, apa ada masalah … cerita dong sama mamah…

Adelia : mamah bisa diem gak sih ?

(sedikit membentak)

Temn-temen jauhin adel mah …

Bu Chandra : kenapa mereka jauhin kamu ?

Adelia : adel bohong mah sama mereka …. Mamah tahukan tia paling ga suka di bohongin …

Bu Chandra : kenapa kamu bohongi tia ?

Adelia : adel gak tau mah semuanya akan kaya gini …

Bu Chandra : tapi sekarng adel jujur kan sama mereka ?

Adelia : udah mah mah ….

Tiba-tiba dari luar ada yang mengetuk pintu

Tia : tok…tok… tok… (mengetuk pintu)

Permisi ….

Bu Chandra : (sambil membuka pintu)

Eh na tia … ayo masuk …

Tia : adel nya ada tante?

Bu Chandra : ada … ayo masuk …

Tia : ia …

Bu Chandra : del… ada tia tuh sama aldo dan reki

Adelia : ngapain mereka kesini mah …

Bu Chandra : gak tau samperin aja dulu…

Adelia bergegas nyamperin teman-temanya. Setibanya di ruang tamu …

Tia : del …

Adelia : tia… ada apa?

Tia : emm…. Kita ke sini mau minta maaf del sama lo…. Kita ngaku kita yang salah… harusnya kita bisa ngertiin gimana posisilo saat ini… maaafin kita semua yah …???

Adelia : ia … gue maafin…. Gue juga minta maaf sama kalians emua karena selama ini gue sudah bohongin kalian semua…

Reki : ia… gue maafin ….

Adelia : kali tau rumah gue dari siapa?

Tia : tadi kita-kita ngikutin lo dari belakang …

Reki : eh … dari pada disini diem aja mendingan kita kekuburan papahnya adel aja … kita belum tau kan ?

Aldo : ia del ajak nyokap lo …

Adelia : ia…

Adel berjalan ke mamahnya

Bu Chandra : ada apa adel

Adelia : ikut adel yum ah …

Bu Chandra : kemana del … ?

(tanyanya heran)

Adelia : udah mamah jangan banya Tanya… ayo … (sambil menarik tangan ibunya)

Tia : mari tante …

Bu Chandra tersenyum. Mereka pergi ke kubura papah adelia bersama-sama. Setibanya di perkuburan papah adelia …

Adelia : pah… maafin adelia, selama ini adel banayk salah sama papah,a del selalu membantah papah. Adel gak pernah nurut apa kata papah… adel minta maaf pah… meski adel tau saat adel suh terlambat menta maaf sama papah karena sekarang papah udah gak ada … papah udah gak sama-sama adel lagi … tapi adel janji pah suatu saat adel bakalan bikin mamah bangga pah… adel janji !

Bu Chandra : mamah tau … kamu pasti bisa na…

Adelia : ia mah …

Akhirnya merekapun pulang dan hari-hari selanjutnya adelia jalani dengan semangat, adelia menjadi anak yang berbakti kepada mamanya karena adelia sadar, dia gak boleh teru-terusan membantah ibunya. Dia harus bikin ibunya bangga kepadanya.

-TAMAT-